Boston , Dalam film atau cerita fiksi, seorang tokoh yang jantungnya terluka bisa pulih kembali berkat alat perekat luka. Kini alat semacam itu benar-benar ada di dunia nyata. Ilmuwan telah menemukan bahan perekat yang bisa memperbaiki luka pada jantung.
Lem tersebut dapat merekatkan jaringan jantung sekuat
staples atau jahitan. Kabar baiknya, lem tersebut dapat menyegel luka tanpa menyebabkan komplikasi. Demikian ungkap sang penemu, Jeffrey M. Karp, profesor kedokteran di
Harvard Medical School, dan Dr. Pedro del Nido, ahli bedah jantung di Boston Children's Hospital.
Staples dan jahitan pada jantung dapat menyebabkan berbagai masalah. Setiap kali jarum jahit menembus jaringan jantung, dokter harus memperbaiki jaringan yang ikut rusak. Sedangkan staples dapat merusak jaringan jantung, harus dibengkokkan agar dapat mengunci, tidak kedap air, dan terbuat dari logam sehingga harus diangkat.
"Staples dapat merusak jaringan, dan harus dibengkokkan agar terkunci di tempatnya," ungkap Karp sebagaimana dikutip dari
Live Science, Sabtu (11/1/2014).
Untuk mengatasi masalah-masalah itu, ilmuwan berusaha membuat perekat polimer kedap air yang dapat mengeras dengan cepat. Mereka juga berusaha membuat segel yang dapat menahan tekanan pada pembuluh darah atau tekanan ketika jantung berdetak. Demikian tertulis dalam jurnal
Science Translational Medicine.
Viskositas atau kekentalan lem tersebut menyerupai madu. Dokter bisa mengoleskannya pada sebuah medium lantas menempelkan medium tersebut pada jantung untuk menutupi luka, persis seperti cara kerja tambal ban. Cara lain, dokter bisa mengoleskan lem secara langsung pada luka di pembuluh darah atau dinding usus, kemudian menjepit ujung-ujung jaringan yang rusak sampai lem mengeras.
Begitu diaplikasikan, molekul lem bekerja di antara serat-serat kolagen pembentuk jaringan. Dokter bedah kemudian menyinarinya dengan sinar
ultraviolet agar terbentuk ikatan rantai yang sangat kuat. Hasilnya, terbentuklah sebuah substansi menyerupai karet yang setiap molekulnya menyatu dengan serat kolagen jantung.
Sampai sejauh ini, tim mereka telah mengujicobakan lem tersebut pada babi dan tikus.
Pada babi, para ilmuwan memasukkan sebuah medium (patch) pada jantung babi yang masih hidup. Patch itu diletakkan pada sekat antara bilik atas bagian kanan dan kiri. Mereka juga memperbaiki pembuluh arteri yang mengalirkan darah menuju otot jantung. Pembuluh itu sebelumnya telah dipotong dan kemudian direkatkan kembali dengan lem
super.
Pada tikus, peneliti membuat sebuah lubang kecil di jantung, persis seperti lubang pada bayi yang terlahir dengan jantung cacat. Kemudian lubang itu ditambal dengan menggunakan material yang memungkinkan jaringan tumbuh kembali untuk menyegel lubang.
Perekat lain sebelumnya juga telah ditemukan. Namun menurut Karp, perekat tersebut tidak menutup luka secepat lem barunya. Beberapa perekat mengharuskan jaringan sel dikeringkan terlebih dahulu
agar dapat bekerja, sedang yang lain tidak cocok terhadap jaringan tertentu.
Dengan lem temuan Karp, operasi akan berjalan lebih mudah karena tidak lagi membutuhkan penjahitan. Sebelum lem Karp bisa digunakan di
klinik, percobaan pada manusia tentu harus dilakukan terlebih dahulu.
Karp dan beberapa rekannya telah membentuk perusahaan untuk memasarkan Gecko
Biomedical, lem super temuannya. Para peneliti mengatakan perusahaan itu akan mendapat izin untuk menggunakan Gecko Biomedical di Eropa sekitar akhir 2015.